
Kafein pun dianggap legal di bawah aturan International Olympic Committee.
Pada sebuah penelitian telah dilakukan pemeriksaan kadar urine pada lebih dari dua pertiga dari sekitar 20.680 atlet Olimpiade. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penggunaan tertinggi kafein ada di antara triathletes, atlet sepeda dan atlet dayung.
Tetapi apakah kafein dapat berpengaruh pada kinerja olahraga lainnya, seperti angkat berat atau sepak bola, atau basket, masih kurang jelas.

Kemudian para peserta mengangkat, menekan dan berjongkok setiap latihan hingga mereka kelelahan. Hasilnya, kelelahan tiba lebih lama bagi peserta yang mengonsumsi kafein.

"Namun, bagaimana kafein mempengaruhi fisiologi dan psikologi atlet angkat berat tidak sepenuhnya dipahami. Berbeda dengan olahraga daya tahan, peningkatan lemak dalam darah tidak akan memberikan banyak manfaat dalam jenis latihan angkat beban," lanjut Dr Duncan seperti dilansir dari TheNewYorkTimes, Kamis (15/12/2011).
Selain mempengaruhi otot, tampaknya kafein juga memiliki efek yang mencolok pada sistem saraf pusat dan pada bagian-bagian otak yang terlibat dalam suasana hati, kewaspadaan, dan koordinasi motorik halus selama latihan.

Dalam sebuah penelitian, pemain sepak bola menggiring bola, menyundul, dan menendang bola lebih akurat jika sebelumnya mengonsumsi kafein dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi kafein. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam The British Journal of Sports Medicine.

"Namun, kami tidak tahu dosis terbaik dari kafein untuk memberikan manfaat kinerja tanpa efek samping yang tidak diinginkan, seperti tekanan darah tinggi atau kegelisahan," kata Magni Mohr, seorang ahli fisiologi olahraga yang berafiliasi dengan University of Exeter dan University of Copenhagen, Denmark.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar