
Para peneliti telah memperhitungkan pola getaran H3+ dan hasilnya, mereka mampu menghitung panjang gelombang cahaya yang akan dipancarkan yang ini memberi petunjuk cara mengidentifikasi tanda-tanda penelitian astronomis.

Getaran H3+ dan kualitas pemancar cahaya ini memungkinkan terjadinya transfer panas dari bintang pertama di semesta seiring proses pembentukan bintang itu sendiri.
“Tak akan ada bintang jika tak ada molekul yang mampu mendingin secara perlahan seperti H3+,” ungkap peneliti Michelle Pavanello.
Temuan ini diklaim membantu memahami fisika rumit terbentuknya bintang, terutama bintang yang muncul paling awal di semesta. Demikian seperti dikutip UPI.

sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1852462/ilmuwan-ungkap-rahasia-petunjuk-kelahiran-bintang