Jakarta - Bayi bisa diajari dua bahasa (bilingual) sejak mereka baru lahir. Penelitian terbaru pun membuktikan bayi bilingual memiliki kemampuan bicara yang lebih baik saat mereka memasuki usia balita.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Phonetics. Penelitian dilakukan oleh para ilmuwan di University of Washington's Institute for Learning & Brain Sciences.
Dari penelitian itu terungkap, bayi yang dibesarkan dengan dua bahasa, otaknya di masa depan lebih fleksibel mempelajari bahasa lainnya. Kemampuan otak bayi tersebut akan semakin meningkat jika mereka mendengar banyak bahasa di rumah.
Dalam penelitian itu, peneliti membandingkan antara bayi yang hanya diajari satu bahasa atau monolingual (bahasa Inggris atau Spanyol) dan bayi bilingual (diajari bahasa Inggris dan Spanyol). Para bayi tersebut kemudian diukur aktivitas otaknya dengan alat electroencephalogram atau EEG. Alat tersebut merekam arus energi di otak.
Para bayi kemudian diperdengarkan suara yang bicara dengan satu bahasa. Lalu suara lain muncul dalam bahasa yang berbeda.
Saat otak bisa mendeteksi suara lain tersebut, akan muncul pola yang disebut respon 'mismatch'. Respon tersebut bisa terlihat dengan alat EEG.
Setelah diteliti, bayi monolingual berusia 6-9 bulan menunjukkan mereka bisa merespon saat mendengar bahasa Inggris dan Spanyol. Artinya para bayi tersebut menyadari adanya perubahan saat munculnya suara dengan bahasa lain.
Namun di usia 10-12 bulan, bayi monolingual hanya merespon pada suara berbahasa Inggris. Sementara bayi bilingual menunjukkan hal berbeda.
Pada usia 6-9 bulan, bayi bilingual tidak menunjukkan respon 'mismatch'. Namun di usia 10-12 bulan mereka menunjukkan respon pada suara dengan dua bahasa berbeda itu.
Pemimpin penelitian itu Adrian Garcia-Sierra menjelaskan bayi bilingual punya pola yang berbeda dalam mempelajari bahasa, dibandingkan bayi monolingual. "Saat otak diperkenalkan pada dua bahasa, ketimbang hanya satu, respon mereka bertahan lama ketimbang bayi yang hanya diajari satu bahasa," jelasnya.
Untuk melihat respon otak pada bayi berusia 10-12 bulan itu mempengaruhi kemampuan bicaranya atau tidak, para peneliti melanjutkan penelitian mereka sampai si bayi berusia 15 bulan. Peneliti ingin melihat berapa banyak kata bahasa Inggris dan Spanyol yang diketahui bayi-bayi tersebut.
Dari penelitian itu diketahui, bayi yang diperkenalkan pada berbagai bahasa sejak dini memiliki kemampuan bicara yang lebih baik. Bayi bilingual yang diperkenalkan bahasa Inggris oleh orangtua, saudara, dan orang dewasa lainnya juga bisa bicara banyak dalam bahasa Inggris.
"Otak bayi bilingual sangat luar biasa karena itu merefleksikan kemampuan manusia untuk berpikir fleksibel. Bayi bilingual belajar bahwa suatu obyek dan peristiwa punya dua bahasa. Fleksibilitas di antara kedua hal itu menjadi latihan yang baik untuk otak," ujar wakil pemimpin penelitian tersebut, Patricia Kuhl.
"Mempelajari bahasa kedua sama seperti olahraga. Semakin sering dilatih akan semakin ahli," tambahnya.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Phonetics. Penelitian dilakukan oleh para ilmuwan di University of Washington's Institute for Learning & Brain Sciences.
Dari penelitian itu terungkap, bayi yang dibesarkan dengan dua bahasa, otaknya di masa depan lebih fleksibel mempelajari bahasa lainnya. Kemampuan otak bayi tersebut akan semakin meningkat jika mereka mendengar banyak bahasa di rumah.
Dalam penelitian itu, peneliti membandingkan antara bayi yang hanya diajari satu bahasa atau monolingual (bahasa Inggris atau Spanyol) dan bayi bilingual (diajari bahasa Inggris dan Spanyol). Para bayi tersebut kemudian diukur aktivitas otaknya dengan alat electroencephalogram atau EEG. Alat tersebut merekam arus energi di otak.
Para bayi kemudian diperdengarkan suara yang bicara dengan satu bahasa. Lalu suara lain muncul dalam bahasa yang berbeda.
Saat otak bisa mendeteksi suara lain tersebut, akan muncul pola yang disebut respon 'mismatch'. Respon tersebut bisa terlihat dengan alat EEG.
Setelah diteliti, bayi monolingual berusia 6-9 bulan menunjukkan mereka bisa merespon saat mendengar bahasa Inggris dan Spanyol. Artinya para bayi tersebut menyadari adanya perubahan saat munculnya suara dengan bahasa lain.
Namun di usia 10-12 bulan, bayi monolingual hanya merespon pada suara berbahasa Inggris. Sementara bayi bilingual menunjukkan hal berbeda.
Pada usia 6-9 bulan, bayi bilingual tidak menunjukkan respon 'mismatch'. Namun di usia 10-12 bulan mereka menunjukkan respon pada suara dengan dua bahasa berbeda itu.
Pemimpin penelitian itu Adrian Garcia-Sierra menjelaskan bayi bilingual punya pola yang berbeda dalam mempelajari bahasa, dibandingkan bayi monolingual. "Saat otak diperkenalkan pada dua bahasa, ketimbang hanya satu, respon mereka bertahan lama ketimbang bayi yang hanya diajari satu bahasa," jelasnya.
Untuk melihat respon otak pada bayi berusia 10-12 bulan itu mempengaruhi kemampuan bicaranya atau tidak, para peneliti melanjutkan penelitian mereka sampai si bayi berusia 15 bulan. Peneliti ingin melihat berapa banyak kata bahasa Inggris dan Spanyol yang diketahui bayi-bayi tersebut.
Dari penelitian itu diketahui, bayi yang diperkenalkan pada berbagai bahasa sejak dini memiliki kemampuan bicara yang lebih baik. Bayi bilingual yang diperkenalkan bahasa Inggris oleh orangtua, saudara, dan orang dewasa lainnya juga bisa bicara banyak dalam bahasa Inggris.
"Otak bayi bilingual sangat luar biasa karena itu merefleksikan kemampuan manusia untuk berpikir fleksibel. Bayi bilingual belajar bahwa suatu obyek dan peristiwa punya dua bahasa. Fleksibilitas di antara kedua hal itu menjadi latihan yang baik untuk otak," ujar wakil pemimpin penelitian tersebut, Patricia Kuhl.
"Mempelajari bahasa kedua sama seperti olahraga. Semakin sering dilatih akan semakin ahli," tambahnya.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10414236