Sebuah penelitian yang dilakukan NHS Smokefree mengungkapkan bahwa 53 persen perokok meremehkan jumlah kematian tahunan yang berhubungan dengan penyakit-penyakit akibat rokok.
"Juga ada 58 persen perokok yang meremehkan jumlah korban mati muda akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok. Dan 8 persen lainnya tidak menyadari bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang serius dan kematian dini," jelas juru bicara NHS, seperti dilansir timesofindia, Rabu (4/1/2012).
Tak hanya itu, perokok pun meremehkan berapa banyak uang yang harus ia keluarkan untuk membeli berbungkus-bungkus rokok.
Untuk itu, pemerintah Inggris mendesak warganya untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut sebagai resolusi Tahun Baru.
"Berhenti merokok adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan Anda di tahun baru," jelas Menteri Kesehatan Inggris, Anne Milton.
Sementara di Indonesia sendiri, jumlah perokok semakin tahun semakin meningkat, baik di kalangan pria maupun wanita. Yang memprihatinkan, jumlah perokok anak dan remaja usia 10 hingga 14 tahun juga mengalami peningkatan.
Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7 persen penduduk Indonesia menjadi perokok aktif yang kebanyakan berpendidikan rendah.
Jika penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237,56 juta, artinya ada sekitar 82 juta penduduk yang merokok secara aktif dan kebanyakan ada di pedesaan.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset kesehatan dasar) 2010 diketahui prevalensi merokok di Indonesia mencapai 34,7 persen dengan jumlah paling tinggi terjadi pada kelompok usia 25-64 tahun.
Merokok dapat menyebabkan kanker, gangguan jantung dan impotensi, kehamilan, janin, DLL. |