Search Here

Kamis, 29 Agustus 2013

4 Cara Membuat Percakapan Sulit Menjadi Mudah

0 komentar
4 Cara Membuat Percakapan Sulit Menjadi Mudah Oleh Cara Segiempat
Apapun konteksnya, percakapan sulit itu.. ya sulit. Sangat sedikit dari Anda menikmati ide dari melakukan percakapan yang menantang, ataupun yang membuat Anda canggung, dan seringkali yang paling penting, percakapan tersebut adalah percakapan yang akan menentukan hidup Anda. Entah itu saat Anda menghadapi fase penting dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional Anda. artikel ini akan menjelaskan 4 cara membuat percakapan sulit menjadi mudah.


1. Lakukan Percakapan Sekarang Juga, Jangan Ditunda

Salah satu dari cara umum saat menghadapi kecemasan adalah menghindar. Jika Anda ingin menjaga hubungan Anda dengan orang tertentu, menghindari percakapan bukanlah langkah yang baik. Dalam jangka panjang, menghindar akan menghasilkan satu atau dua akibat. Pertama Anda akan mencapai titik dimana Anda ‘meledak’. Semua kemarahan, dendam, rasa sakit, dan lainnya ditumpuk dari waktu ke waktu jika keadaan tidak membaik.
Yang kedua adalah Anda menunggu terlalu lama sehingga percakapan Anda nantinya tidak akan terlihat alami. Ketika ini terjadi, Anda pada akhirnya bercakap-cakap, tetapi lawan bicara Anda akan berpikhir apakah ada hal lain yang Anda ingin kemukakan, tetapi tidak Anda lakukan. Menunda percakapan dapat merusak kepercayaan hubungan Anda.

2. Hindari Menyalahkan, Menghakimi, Dan Mengkritik

Menyalahkan yaitu meletakkan mayoritas tanggung jawab dari situasi dan perasaan Anda pada orang lain. Contohnya, “Anda membuat saya merasa sedih.” Menghakimi yaitu memberikan atribut label pada orang, insiden, ataupun peristiwa tertentu. Contohnya, “Kamu bodoh” atau “Itu adalah hal yang bodoh.”
3 elemen ini sangat merusak percakapan. Saat menyalahkan, menghakimi, dan mengkritik memasuki percakapan, lawan bicara Anda akan merasa diserang dan berfokus untuk melindungi diri mereka.

3. Berfokus Pada Umpan Balik Tertentu

Ketika emosi sedang naik, sangat mudah untuk menggeneralisasikan seperti, “Kamu tidak pernah membantu membersihkan rumah,” “tidak ada yang peduli,” dan “Saya selalu sendiri saat menghadapi masalah ini.” Perkataan diatas dan perkataan mutlak lainnya sebaiknya dihindari saat bercakap-cakap. Pertama, perkataan tersebut tidak spesifik. Kedua, kata tersebut cenderung benar secara objektif: sangat sedikit orang yang merasa “selalu” atau “tidak pernah” – ditambah lagi, Anda bukan pembaca pikiran jadi Anda tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh “semua orang” ataupun “tidak ada satupun orang” pikirkan ataupun rasakan.
Tetaplah pada kejadian tertentu dan lawan bicara Anda akan langsung mengerti masalah apa yang Anda angkat.

4. Mendengatkan Dan Merefleksikan

Mengekpresikan perasaan dan kebutuhan Anda adalah setengah percakapan; setengah lainnya adalah mendengarkan lawan bicara dan memastikan Anda mengerti perspektif mereka. Cara yang paling efektif untuk melakukan ini adalah merefleksikan kembali apa yang mereka katakana dan benar-benar berempati dengan posisi mereka.
Dalam praktek, hal ini akan terlihat seperti: “Saya dengar Anda berbicara bahwa akhir-akhir ini Anda benar-benar stres dan saya mengerti bahwa Anda sulit untuk menyelesaikan proyek pada deadline.” Hal ini tidak berarti Anda harus senang dengan situasi tersebut; Anda bisa berempati dengan lawan bicara Anda dan memiliki perasaan Anda sendiri tentang situasi dan tingkah laku mereka juga. Jika orang lain merasa telah melihat, mendengar, dan mengerti, mereka akan jauh cenderung melakukan percakapan sulit daripada melawan Anda.

Leave a Reply